Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tulisan ini semata-mata saya buat hanya untuk mengutarakan apa yang sedang saya pikirkan sekarang. Karena status facebook terlalu kecil untuk memuat tulisan ini, saya memilih untuk menuliskannya di blog. Agar orang dapat tahu, dan terlebih bisa memberikan masukan terhadap tulisan ini.
Pacaran adalah fenomena yang sepertinya sudah biasa terjadi di negara kita khususnya. Entah apakah terjadi di negara lain atau tidak, yang pasti fenomena ini sudah menjadi budaya di negeri kita sendiri. Fenomena ini pula yang menjadi awal berubahnya saya yang insya Allah lebih baik dari saya yang dulu, yang bergelimang dosa dan maksiat di sana sini.
Pacaran, entah anda menyebut pacaran itu sebagai apa, dan dengan melakukan apa, yang terpenting pacaran adalah haram menurut saya. Apakah anda ingin menyalahkan saya? Membela diri anda sendiri dengan pacaran yang anda lakukan? Silahkan. Itu hak anda. Saya hanya ingin mengutarakan apa yang ada di benak saya sekarang.
Pacaran haram di dalam Islam. Islam tidak mengajarkan pacaran untuk melakukan pendekatan sebelum nikah. Karena anda tahu sendiri bahwa pacaran itu identik dengan berduaan, atau yang lebih lagi ada pegangan tangan, berpelukan, bermesraan, berciuman, bahkan untuk melakukan hubungan badan (zina) padahal belum halal secara agama. Apa yang ingin anda bela dari pacaran yang anda lakukan? Anda ingin membela pacaran anda syariah, Islami, atau jauh dari maksiat. Sekarang coba anda fikirkan, apa guna pacaran buat anda? Hanya akan mengurangi waktu, tenaga, dan harta anda semata untuk orang yang entah jodoh anda atau bukan! Waktu, anda akan membuang waktu berdua untuk orang yang belum halal berdua dengan anda, maksiat bukan? Anda akan menunda waktu ibadah anda, contoh : "Sayang, shalat dulu. Udah adzan." Anda lebih memilih mengingatkan pacar anda terlebih dahulu ketimbang menyegerakan diri anda sendiri untuk melakukan shalat. Itu adalah salah satu indikasi bahwa anda lebih mementingkan orang lain ketimbang Allah SWT. Tenaga, anda akan rela melakukan apapun berdua, kemanapun berdua, dan dimanapun berdua untuk orang yang hanya akan memberikan dosa dari apa yang anda lakukan berdua tersebut. Bandingkan jika anda bisa melakukan kegiatan lain seperti beribadah yang malah akan memberikan anda pahala ketimbang kegiatan kurang bermanfaat bersama pacar anda. Lalu harta, tidak perlu dipertanyakan lagi. Anda akan membelikan apapun kesenangannya, kesukaannya, keinginannya, untuk orang yang entah itu jodoh anda atau tidak.
Alhamdulillah, akhir tahun ini saya diberi hidayah oleh Allah SWT untuk meninggalkan pacaran. Mungkin saya dahulu kebanyakan adalah anda yang sekarang (mungkin), yang tahu bahwa pacaran itu haram untuk agama Islam, namun tak acuh dan "Ahh, I don't care." terhadap hukum tersebut. Namun Allah berkehendak lain. Allah mengabulkan apa yang sering saya ucapkan dalam doa untuk menjadikan saya orang yang lebih baik dari yang kemarin, yang sering melakukan dosa dan maksiat.
Pasti sulit meninggalkan kebiasaan yang sering melekat pada diri anda, apalagi untuk waktu yang cukup lama. Itulah hal yang terjadi dalam diri saya waktu itu, waktu saya memilih apakah tidak akan pacaran, atau pacaran dengan cara Islami (seperti yang dilakukan beberapa orang untuk membenarkan kesalahan mereka). Saya bercerita kepada seseorang teman saya yang pacaran, dan yang tahu kalau pacaran itu haram, tentang dilema yang melanda saya di waktu itu. Dia menceritakan cara pacaran yang ia jalani sekarang. Yang syar'i menurutnya, dengan tidak melanggar agama, dan yang lain. Itu adalah salah satu opsi yang saya perhitungkan dari opsi lain yaitu memutuskan untuk tidak pacaran.
Akhirnya alhamdulillah setelah sekian lama berpikir saya memutuskan untuk tidak pacaran lagi. Untuk beberapa orang yang mengetahui saya pacaran mungkin akan kaget, bahwa pada bulan Januari lalu saya memutuskan untuk tidak pacaran dan membiasakan hidup dengan hukum yang berlaku di Agama Islam, bukan di lingkungan saya.
Saya berfikir, untuk apa saya melakukan pacaran (yang katanya Islami) namun tetap saja dengan status pacaran? Itu hanya akan menghabiskan banyak 3 hal di atas, dan tidak ada bedanya dengan tidak pacaran bukan? Bahkan anda akan lebih leluasa berteman dengan banyak orang tanpa harus takut menyakiti perasaan seseorang yang anda anggap 'calon pendamping hidup'. Anda tetap bisa melakukan banyak aktivitas tanpa harus mengabari si-dia tentang apa yang anda lakukan sekarang. Dan tidak perlu merasa sakit hati pula jika akhirnya salah satu diantara kalian selanjutnya tidak menjadi bagian dari yang lain. Percaya saja bahwa Allah akan memberikan jodoh yang terbaik sesuai dengan kepribadian yang kalian miliki.
Lalu, fenomena yang lain yang akan saya ceritakan tentang pacaran adalah tentang kedua orang laki2 dan perempuan. Si L (laki2) bersahabat dengan si P (perempuan). Si L bersahabat kurang lebih 2 tahun dengan si P yang berawal dari teman kedua orang tersebut. Si L dulu sering main bertiga dengan P. Namun akhir2 ini setelah si L dan P mempunyai pacar masing2, persahabatan mereka mulai renggang. Jarang ada komunikasi, apalagi untuk bertatap muka.
Bahkan si L merasa sakit hati dan tidak enak hati, ketika kedekatan antara si L dan P yang notabene hanyalah pertemanan membuat pacar si P cemburu. Entah secara tidak langsung ataupun secara langsung, pacar si P ingin si P menjauhi si L atau sekedar jaga jarak. Padahal, komunikasi keduanya hanya berlangsung di social media saja. Namun itu sudah cukup untuk menyulut api cemburu pacar si P. Akhirnya, karena si L menghormati si P dan pacarnya, si L mengalah dan menjauh. Dan memaksa dirinya untuk tidak berkomunikasi dengan si P untuk menjaga perasaan keduanya.
Bayangkan, mana yang lebih tersakiti? Si L atau pacar si P? Pasti si L. L yang hanya berteman, menjalin silaturahmi dan tidak berpacaran, malah dijauhi si P hanya karena si P lebih memilih pacarnya. Padahal jika anda mengamati secara lebih detail, pacar si P hanya akan menambah dosa kepada si P lewat pacaran yang mereka berdua lakukan. Si L padahal mempunyai banyak sekali unek2 yang ingin disampaikan kepada si P agar si P menjadi insan yang lebih baik lagi. Tentang haramnya pacaran mereka, tentang hijab si P yang belum benar, dan masih banyak lagi. Sekarang apa daya, kebaikan si L untuk membuat si P lebih baik lagi hanya akan menguap di pikiran si L.
Sudahlah, putuskan saja seseorang yang engkau anggap calon pendampingmu. Jangan takut tidak ada pendekatan sebelum menikah. Islam mengajarkan ta'aruf kok. Untuk mengenal satu sama lain sedalam2nya. Jadi endak usah membela pacaran hanya untuk berkata "Terus gimana caranya nikah kalo endak pacaran dulu?". Percayalah, jika engkau melakukan apa yang diajarkan Rasulullah SAW dan Allah SWT, niscaya hidupmu akan tenang tanpa ada ketakutan.
Putus belum berarti tidak berjodoh kan? Sebelum janur kuning melengkung, engkau masih bisa berdoa kepada Allah untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. Allah akan memberimu yang terbaik, bukan memberimu yang engkau suka yang belum tentu baik. Mungkin didalam kebaikan ada keburukan, dan mungkin pula didalam keburukan ada kebaikan yang lebih jauh bermanfaat.
Mungkin lewat catatan ini seseorang akan tergugah hatinya dan sadar. Dan bisa menelaah mana yang benar mana yang salah. Bisa memilih yang benar, dan meninggalkan yang salah. Persahabatan lebih indah daripada kemaksiatan dan jauh lebih bermanfaat ketimbang pacaran.
Maaf jika mungkin tulisan ini menyakiti perasaan orang lain, atau ada yang salah dalam penulisan dan perspektif. Sekali lagi ini hanya ungkapan hati si penulis. Tidak ada unsur untuk menyakiti ataupun menggurui. Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
NB : Koreksi jika ada kesalahan. Penulis akan dengan senang hati melakukan ralat terhadap tulisan ini.